Friday, May 1, 2015

30

There was once a woman who went on a journey to correct her mistaken.
She tried her best to change the past. Unfortunately, the door to miracles never opened for her.
She realized at the end of her journey, no matter how hard she tries to change her past, she cannot change herself.
That's why she thought, instead of regretting about the past, what's most important is to change the present for the future.
Even for now, don't you feel that it is still not too late to start?

i am 30 now. Waktu berlalu.
I have been passing many days.
i saw moment by moment of life and i realize that i am in new different stage of my life.

it has been almost 10 years i wrote my blog. lebih tepatnya 9 tahun sudah sejak Johana, teman magangku mengajariku bagaimana membuat blog.

My memory still left at the time when i was sitting in the chair of Public Relations Division in SCTV.
it was 2006, the year when i stepped out from my comfort zone to open my heart. And i did.

Tahun itu spesial karena aku bisa menginjakkan kaki di stasiun TV impianku yang sepertinya tidak mungkin. Tahun dimana aku merasakan pahit getir ibukota. Tahun itu pula aku belajar...ya benar benar belajar membuka hati. Tahun dimana aku keluar dari zona nyaman

keluar dari zona nyaman? itu yang kusampaikan pada teman-teman di ulang tahunku tahun ini.
Seorang teman berkata, "zona nyamanmu salah satunya adalah being single, am i wrong?", dan aku tak bisa menyela. Mereka sangat mengenalku. Dan tiba-tiba aku menyadari, rasa ini sama seperti 9 tahun lalu.

Mengingatkanku di ulang tahun ke 21, tahun 2006.
it was not easy for me. i beat my anxiety and i failed. Aku tau bahwa aku gagal, tapi aku tak menyesalinya karena saat itu aku memberanikan diri keluar dari zona nyaman itu.
Aku berjuang meski aku gagal, itu bukanlah kalimat yang buruk bukan? Sebab aku harus mengatakan bahwa ini bukanlah hal yang mudah.

Aku membayar keseriusanku membuka hati ketika itu meski kemudian aku berjuang melawan "disorder" dalam diriku. aku tak bisa menguasainya hingga aku menderita penyakit maag akut ditahun yang sama. Tahukan kapan aku sembuh? 2011, tahun dimana aku melepaskan komitmen yang membuatku ketakutan. Tahun tahun dimana aku lebih banyak menangis, marah, takut dan tak mengenal diri sendiri dan orang disampingku.

Ini sudah lebih dari 3 tahun setelah aku mencoba menenangkan diriku dan mencoba untuk sembuh.
aku tau bahwa aku sakit dan aku terus berusaha menyembuhkan diriku sendiri.

Aku harus menyadari bahwa aku salah. Bilapun aku harus kembali ke masa lalu, aku hanya ingin mencoba untuk tidak menaruh harapan terlalu besar agar orang menyembuhkan penyakitku. Kalaupun aku kembali ke masa lalu harusnya aku bisa lebih jujur kepada orang-orang disekitarku bahwa aku sakit, sehingga aku bisa mendapatkan dukungan dari mereka.

Tapi bukankah masa lalu tak bisa dirubah oleh dirimu sendiri? kamu hanya bisa merubah apa yang ada sekarang untuk masa depanmu. Berjuang sekuat tenagamu untuk bisa sembuh dan jangan pernah gagal lagi karena mungkin kesempatan tak akan datang untuk kesekian kalinya.

Hari ini aku menengadah ke langit, warnanya masih sama seperti 9 tahun yang lalu.
tapi waktu tak akan sama lagi dan tak bisa merubahnya.
yang harus kulakukan saat ini hanya berjuang untuk sembuh.

“The key that opens the door of miracle is in everyone’s hand. 
But the ones who realize that are far and few. 
A miracle great enough to change one’s destiny doesn’t always come. 
With the desire to change and the small steps you take forward, 
the door of miracle will open someday..”

selamat datang 30

Bandung, 1 May 2015

No comments:

Post a Comment