Sunday, January 16, 2011

Jangan malas dan takut gagal, belajarlah pada semut!

Banyak orang mengatakan bahwa sebuah kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Tampaknya benar demikian, namun tetap saja dalam kenyataannya orang tidak menyukai ”penundaan”. Jika dapat berhasil hari ini mengapa harus gagal dulu atau menunggu lebih lama?

Kita melihat disekitar kita ada orang yang berhasil dan ada pula yang gagal. Lalu apakah yang membedakan keduanya? Jika mengamati orang-orang sekitar kita sekaligus mengajukan pertanyaan dalam hati, mengapa mereka sukses dan mengapa yang lainnya gagal. Mengapa dia bisa sukses dan saya bisa gagal? Atau mengapa saya bisa sukses tetapi rekan saya malah gagal?

Kini saya belajar bahwa menjadi tidak sukses dikarenakan MALAS dan TAK BISA MENERIMA KEGAGALAN. Setiap orang yang bekerja atau menjalankan usahanya pasti ingin agar apa yang mereka kerjakan dapat berhasil dan sukses. Kesuksesan menjadi dambaan bagi setiap orang, karena dengan meraih kesuksesan maka hidup mereka akan menjadi lebih nyaman dibanding yang keadaan mereka sebelumnya. Bersikaplah bijak!. Kita bisa belajar dari kesuksesan dan kegagalan-kegagalan yang pernah kita alami. Kita bisa belajar dari kesalahan-kesalahan fatal yang pernah kita lakukan. Kita bisa belajar dari situasi, kondisi dan masalah yang sedang kita hadapi. Kita bisa belajar banyak hal dalam hidup ini. Sikap kita yang akhirnya akan menentukan keberhasilan kita ke depan. Kita jangan melakukan kesalahan-kesalahan yang sama lagi untuk sebuah keberhasilan.

Mari belajar pada semut!
 “Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan: semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas…” Amsal 30:24-25

tidak banyak yang mengetahui bahwa kesuksesan merupakan hasil kerja keras dan ketekunan dalam jangka waktu tertentu. Tidak akan ada kesuksesan tanpa usaha. Dan untuk meraih kesuksesan tentunya kita akan melewati kegagalan demi kegagalan di dalamnya. Kegagalan yang terjadi tidak boleh menghentikan kita dari berusaha. Ketika kita menghadapi kegagalan dan kita berhenti di titik tersebut, maka kita akan kehilangan kesuksesan yang telah menanti kita.

Tidak sedikit juga orang yang ingin meraih keberhasilan tidak mau bekerja keras atau bahkan tidak melakukan apapun untuk mendapatkannya. Mari kita lihat apa yang dikatakan Firman Tuhan mengenai orang yang seperti ini.

“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.

Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring” — maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.” Amsal 6:6-11

belajarlah dari semut!

Bermimpi untuk meraih sukses bisa membantu kita untuk tetap fokus dalam mencapai impian. Sama seperti Yusuf yang senantiasa memegang teguh apa yang telah Tuhan janjikan melalui mimpinya. Dengan begitu Yusuf dapat terus bertahan dan tetap setia untuk meraih janji Tuhan. Tetapi jika impian tersebut tidak disertai dengan tindakan, maka kita tidak ubahnya seperti si pemalas. Kemalasan tidak akan mendatangkan keberhasilan atau bahkan kesuksesan tetapi justru sebaliknya yaitu mendatangkan kemiskinan dan kekurangan bagi orang-orang yang malas bekerja.

Jika kita memperhatikan aktivitas semut, mereka tidak pernah berhenti bekerja. Mereka selalu mengumpulkan makanan yang mereka perlukan. Dan mereka tidak pernah kekurangan makanan, karena mereka selalu menjaga agar suplai makanan selalu tersedia. Demikianlah halnya kita dalam bekerja. Rajinlah bekerja bagaikan semut yang tiada henti bekerja, sehingga berkat berkelimpahan akan mendatangi kehidupan kita. Tentunya dengan tidak melupakan persekutuan pribadi kita dengan Tuhan.

Banyak juga umat Tuhan yang mengaku sudah rajin beribadah dan bahkan aktif dalam pelayanan tetapi mereka mengeluh karena tidak pernah berhasil dalam pekerjaan atau usaha yang mereka jalani. Mereka beranggapan bahwa hanya dengan rajin bersekutu dengan Tuhan, maka berkat akan tercurah bagi mereka. Padahal selain hubungan intim dengan Tuhan, Tuhan ingin agar kita juga tetap bekerja dengan giat agar berkat Tuhan dapat mengalir dalam kehidupan kita.

“Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.” 2 Tesalonika 3:7-9

Mari kita contoh Rasul Paulus, ia tidak hanya giat dalam pelayanan saja, tetapi dia juga giat dalam bekerja agar tidak menyusahkan orang lain. Dia menjadikan dirinya teladan tidak hanya dalam pelayanan, tetapi juga dalam bekerja untuk menghidupi kebutuhannya.

Keseimbangan antara pelayanan dan pekerjaan juga harus diperhatikan, jangan sampai kita hanya mengutamakan satu hal saja tetapi menelantarkan hal yang lainnya. Dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan pelayanan, maka kita dapat menjadi terang bagi setiap orang yang ada di sekeliling kita. Dengan meraih kesuksesan dalam pekerjaan, maka kita akan menjadi saksi di dalam lingkungan sekuler, di mana banyak orang-orang yang tidak mengenal Tuhan akan melihat kebesaran Tuhan terjadi dalam hidup kita.

Kesuksesan baik dalam bentuk posisi, jabatan, penghargaan, keberhasilan menyelesaikan pekerjaan, berkat materi dan lainnya merupakan hal-hal yang akan mengikuti kita ketika kita mau rajin bekerja. Kesuksesan dalam pekerjaan dan kesuksesan dalam pelayanan akan mengikuti setiap orang yang benar-benar melakukan tugasnya dengan baik.
 “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.” Amsal 10:4“. Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa.” Amsal 12:24“Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.” Amsal 12:27. “Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.” Amsal 13:4.


Kegagalan dan kesalahan yang terjadi dapat mengakibatkan seseorang putus asa dan menyerah. Seorang pecundang akan melihat kegagalan sebagai batu sandungan, tetapi seorang yang sukses akan menggunakan kegagalan itu sebagai batu loncatan untuk mendorong dirinya maju, tidak menyerah, tidak menoleh ke belakang dan tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. Keberhasilan adalah janji Tuhan bagi kita. Jangan takut untuk mengakui kegagalan bila itu terjadi, namun dari kegagalan tersebut kita harus dapat memetik sebuah pelajaran berharga yaitu tidak melakukan kesalahan yang sama dan terus memotivasi diri untuk maju.

Mulai sekarang, Singkirkan segala rasa malas atau takut untuk melangkah. Lakukan apa yang bisa dikerjakan saat ini dan jangan tunda-tunda pekerjaan tersebut. Dan Kerjakan tugas yang diberikan kepada kita dengan semaksimal mungkin sehingga dapat memperoleh hasil yang terbaik.

dari berbagai sumber sebagai bahan renungan malam on air Senin, 17 Januari 2011 di 88.4 Suara Sangkakala FM, the voice of restoration pukul 22.00.

No comments:

Post a Comment