Saturday, July 25, 2009

tempat terindah adalah....

Tempat terindah ...

Seven years ago, when i was 16
Saat aku menggunakan putih abu-abu di hari-hariku yang menyenangkan di SMUN 4 Malang.  Seragamku agak sedikit berbeda dari lainnya, aku mempermaknya sendiri, jahitannya agak berantakan sie....he... Rok V kebalik ala seragam sekolah jepang selutut dan baju yang agak ketat. Aku menciptakan hari-hariku sendiri dengan senyum. Aku penuh impian. I had a lot of imagine. Aku menciptakan khayalan dan impian ini yang kini melebur dan sebagian kuraih saat ini. Aku suka hidup dalam bayanganku sendiri, became a director all of my drama story that i’ve made like general teenanger girls. Kata Neverland keluar saat aku berada di usia beliaku itu. I created my world ....

Morning has a most beautifull moment in Malang. Morning begins  a lot of activity which full of challeges. Pagi di Malang sangat menyegarkan, dingin, menyejukkan. Pagi adalah impian baru bagiku. Penuh tantangan, berlari dan bergegas. Aku adalah siswi yang paling sering terlambat. Itulah mengapa pagi adalah tantangan, karena aku berjuang diburu waktu melewati ±25 km perjalanan menunggu angkot menuju sekolah. Tapi, bagai gambling, bisa sebaliknya, datang jauh lebih pagi, sekolah masih sepi, dan aku terduduk menunggu di balkon.

Tempat terindah adalah ...
Balkon itu...pagi dimana aku menunggu, melihat teman-teman berdatangan memasuki gerbang sekolah. Memandang satu persatu wajah-wajah remaja yang sangat menikmati masa SMU-nya. Wajah yang ngantuk, wajah yang terburu-buru, wajah yang penuh semangat, wajah yang tanpa ekspresi.

Balkon yang banyak memberiku inspirasi tentang masa depan dan ambisi. Tempat itu sangat indah, karena kita dapat melihat langsung taman bundaran tugu depan balaikota. Pohon-pohon besar berada di samping-sampingnya, sangat meneduhkan.
Terlalu banyak impianku terencana di tempat itu, mulai dari khayalan-khayalanku mengenai Prince White Horse (Pangeran Berkuda Putih), perempuan karier dengan blazer & hi-heels nya, perjalanan menaklukkan berbagai tempat, luar negeri (Eropa & Jepang), membuat film, dan banyak lagi. Sebagian terwujud, sebagian lagi belum atau tidak akan pernah. Tidak apa-apa, yang terpenting aku menikmati khayalan itu.

Pagi,
Adalah kenangan saat dia menungguku senantiasa di depan gerbang sekolah. Dan sekedar berucap “hi” dan “selamat pagi”. Dan kisah-kisah cinta monyet itu berlalu seiring kelulusan dan tersapu oleh angin yang membawaku kemudian ke kota Yogyakarta.



Selanjutnya ....Tempat terindah adalah ...

Yogyakarta...
Saat kamu melihat kota ini, tidak ada yang enak dilihat dari mata, tidak seindah Malang. Tapi hatimu tak bisa melepaskannya. Kota yang romantis, kota yang penuh idealis, kota yang sederhana, kota yang penuh budaya diskusi, kota yang selalu menyimpan kenangan kemanapun kamu akan pergi.

Pergilah berkeliling Jogja di tengah malam, sekitar jam 01.00 dini hari, lewatilah jalan layang (fly over) di Jalan Janti menuju Jalan Solo. Disitulah romantisnya Jogja, seperti melayang diatas awan, indah...indah sekali...

Tempat terindah adalah....
Dimanapun saat bersama dia. Kemanapun saat kami melayang di atas dua roda, membelah angin malam dan mendengar bisikan cinta dari bibir dia. Semua sisi Jogja adalah saksi yang mengantarkanku pada masa dimana kebingungan melebur dalam sebuah revolusi terbesar saat itu. Dan aku membuka pintuku untuk dia ..

Balkon....
Ya...Balkon lantai 4 di kampus Bunda Theresa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta, disinilah tempat indah yang baru kusadari saat detik-detik menjelang perginya aku dari kampus itu. Tempat dimana aku menarik nafasku panjang-panjang dan tersenyum pada dunia. Tempat dimana aku berteriak dalam hatiku “AKU akan BISA.....”. Saat kepercayaan diriku berkumpul dalam kekuatan yang luar biasa, maka aku berani melangkah keluar menuju gerbang -> University of Life. Balkon, selalu menjadi tempatku berinspirasi, dimanapun balkon berada.

Tempat terindah adalah..
Balkon lantai atas gedung Tambun Bungai, Palangkaraya. Malam hari, aku terperajat kaget melihat the wonder nite above Palangkaraya. Kamu seolah melihat Bundaran HI mini seperti di Jakarta, angin semilir menggerakkan rambutmu dan matamu akan tertuju pada titik-titik sinar kembar antara langit dan bumi. Sinaran lampu dari jalan-jalan dan kendaraan serta sinaran bintang yang merajai cakrawala langit. Sepertinya aku sangat menyukai tempat yang tinggi, titik lokasi yang dapat membuatku melihat wide-angle seolah menginspirasiku untuk memeluk apa yang ada di depanku. Aku penuh mimpi. I’m a dreamer!

No comments:

Post a Comment