Monday, December 21, 2009

How 'Malang' are you?, how UNFORTUNATE are you?

How ‘Malang’ are you, how UNFORTUNATE are you?


Pernah dengar permainan ini? Biasanya kuis-kuis di facebook menawarkan judul aneh tapi bikin penasaran seperti misalnya Seberapa Jogjakah kamu? Seberapa smart-nya kamu?, dll. How ‘Malang” are you? Seberapa orang Malangkah kamu? Kalo kuis di fesbuk, kita diminta mengisi beberapa pertanyaan yang jawabannya multiple choice. Tetapi, semalam, kami melakukan permainan sejauh mana saya mengingat jalan-jalan di Malang, tempat dimana saya dibesarkan, dan 6,5 tahun lalu saya tinggalkan. How Malang are you, permainan yang memutar-mutar kota secara acak dan asal dengan mobil, kemudian mencari kembali satu titik yang disepakati di awal. Permainan How ‘Malang’ are you berubah tiba-tiba menjadi How Unfortunate are you?, karena kemalangan menimpa kami kemudian. Yah, malangnya di Malang!.


Pernah pergi ke Malang? kota terbesar kedua setelah Surabaya di Jawa Timur. Lokasinya di apit beberapa gunung dan bukit besar yaitu Semeru, Arjuna, Bukit Panderman, Bukit Putri Tidur, dan bukit lainnya. Sebagian orang datang kesini untuk menempuh pendidikan, sebagian lagi ingin berlibur. Desember, 18-21 adalah liburan kami yang judulnya Trip to East Java. Liburan yang hanya dilewati 3 cewe, saya, Miss Inong (rekan sekerja kantor yang a.k.a supervisor saya ‘hwahaha..langsung tau siapa’) dan Miss Tina (Konsultan agroforestry WWF-Indonesia Kalteng, jiah…tau juga deh siapa). Sebagai kampung halaman when I was born n grew up, tentu saja dengan senang hati menemani sekaligus penunjuk jalan bagi Ms. Inong dan Ms. Tina yang sebelumnya belum mengenal kota Malang. Karena liburan hanya 3 hari tentu saja waktu kita gunakan kudu maksimal yaitu nge-mall & kuliner di kota Malang, wisata alam di Pasuruan (Kaliandra dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) dan wisata apel & oleh2 di Batu.


Apa iya kita jadi apes alias malang di Malang? Mungkin itu hanya sugesti semata, atau gara-gara siaran radio yang mengangkat program aneh siang itu yang menemani dikala macet karnaval 1 syuro. Dari frekuensi 97,8 fm program “Malang hari ini”, sebuah program interaktif dimana pendengar bercerita tentang nasib malang dia hari ini. Apa iya nama kota Malang selalu dikaitkan dengan nasib malang? Hehehe, kecuali ada yang menantangnya .


Sudahlah, lupakan peristiwa kesasar dan macet-nya Ms Inong dan Ms. Tina tadi siang. Setelah sukses menemukan rumah saya di daerah Sengkaling, kuliner pertama sesampai di Malang yaitu Bakso Bakar Pahlawan Trip. Bakso Bakar emang khas dari kota Malang, harganya juga murah, kami bertiga yang makannya banyak nan agak rakus ajah cuman menghabiskan Rp. 25.000,- untuk 3 porsi.


Hari kedua, kami mengunjungi Kaliandra, wisata pendidikan alam & budaya di lereng Gunung Arjuna, Kab. Pasuruan. Tempatnya seru, tempat wisata yang merupakan perpaduan ekowisata berbasis masyarakat, pertanian organic, pendidikan alam, budaya dan pemberdayaan masyarakat. Banyak hal bisa kita pelajari disini, tempat ini dikelola oleh Kaliandra Sejati, sebuah LSM lingkungan hidup di lereng Gunung Arjuna.


Tour selanjutnya menuju gunung Bromo, yang lokasinya terletak didalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini cukup luas, tetapi wilayahnya sudah banyak dijadikan obyek wisata. Dalam kasus ini kami agak bingung sejauh mana proteksi Balai Taman Nasional terhadap wilayah ini, karena akses disemua tempat mudah dilewati serta orang dengan sengaja membakar hutan pinus didalamnya. Baiklah, kembali ke sisi sebagai turis domestik ajah coz kalo mo bahas dari sisi pekerja LSM Lingkungan harus di topic yang berbeda yah. Baiklah, rutenya seperti begini malam hari kami ke Gunung Pananjakan melihat sunrise di waktu subuh sambil menikmati karya Tuhan yang begitu indah dalam panorama kegagahan Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Widodaren dan Gunung Batok dari atas Pananjakan. Kemudian kami turun ke arah Gunung Bromo untuk melihat kawah dan sesajen yang diyakini suku Tengger sebagai wujud ucapan syukur dan permohonan. Kekhasan suku Tengger dengan kepercayaan hindu sekian ribu tahun lalu semakin memperkaya kearifan masyarakat Jawa.


Pulang menuju Malang, kami melewati Nongkojajar yang jalannya berliuk-liuk memutari gunung yang agak terjal. Untung saja pemandangannya begitu indah, kebun sayuran yang terbentang di lereng gunung, dan pinus hijau yang berjejer rapi sangat meneduhkan (mirip-mirip dikit dengan Taman Nasional Olimpic-nya Edward Cullen di film Twilight..kereennn). Dannnn, siang itu kami sampai juga di Malang menuju Batu. Baru aja masuk beberapa km dari batas Pasuruan-Malang, mobil kami tiba-tiba mengepulkan asap dan mogok. Selamat datang lagi di Malang deh, Hem, kembali ke judul diatas ni, how unfortunate are you?????. Tapi untung, kami mogok di depan pomp bensin dan beberapa orang membantu kami, wuww ternyata kami kehabisan air dan oli. Untunggggg mogoknya di depan pomp bensin, coba kalo di lereng pegunungan tadi. Biar malang, harus tetap ada untungnya .


Sejenak kami mampir di Kusuma Agrowisata untuk menikmati petik apel dan strawberry. Yang bikin gak puas, sekarang metiknya di batasin, apel 2 buah ajah, strawberry 4 buah (kecuali Ms Inong yang ngambil 5, satunya nge-klepto). Sayangnya karena hujan, kami cepat-cepat mau pulang dan lupa untuk melihat proses pembuatan/pengolahan apel menjadi berbagai produk oleh-oleh. Tuh kan, how unfortunate are you bertambah lagi, HUJANNNNN.


Setelah turun ke Malang, kami kembali berkuliner ria. Sambil menyiapkan ruang kosong yang banyak diperut  kami mencoba 3 tempat malam itu, bakso Gun yang disajikan seperti suki di Jln. Kawi, Restaurant Toko Oen yang sangat tempoe doloe di Malang karena sejak 1930 berdiri sebagai tempat bersantai-santai para “londo” dan uniknya lagi dalam kurun 80 tahun menu disini tidak berubah. Malang, dijaman kolonial merupakan lokasi peristirahatan, sampai saat ini masih banyak bangunan-bangunan jaman dahulu yang belum di pugar tapi cukup terawat.

 

How ‘Malang’ are you? Permainan ini terbesit setelah kami selesai membeli oleh-oleh untuk teman kantor kami di Jln. Kawi. Waktu masih menunjukkan pukul 20.20 WIB, karena masih sore, saya menerima tantangan Ms. Inong. “How ‘Malang” are you?, saya akan membawa Kijang ini keliling kota secara asal, nanti kamu harus cari jalan keluar kembali ke pusat kota (Balai Kota)”, kata Ms. Inong. “Setuju”, saya suka tantangan ini, sekaligus melatih saya, apa mungkin saya lupa dengan jalan-jalan disini . Awal permainan ini cukup membosankan karena jalan mengacaknya ternyata menuju arah Kacuk, yang buntutnya bisa tembus Blitar. Karena jalannya tidak berkelok-kelok, itu menjadi tidak terlalu seru bagi penantang, karena saat belok kanan, kita akan kembali lagi ke kota. “Tir, di Malang dimana tempat spoky, yang syeremmm”, Tanya Ms Inong sambil asyik menyetir. Pembicaraan mulai mengarah ke hal-hal horror mulai dari aula SMA Tugu sampai rumah kentang di Jogja.


Maka permainan kami hentikan sejenak dengan nongkrong di Java Dancer yang menyajikan kopi nusantara dari aceh sampaiiii papua. Malam semakin larut, waktu menunjukkan sekitar pukul 23.00, waktunya kami beranjak pulang. Tetapi tanpa sengaja disinilah permainan itu justru di mulai. Malam semakin gelap, terlebih mata saya cukup rabun, sehingga inilah yang menantang saya secara tidak langsung untuk meneruskan permainan ini. “How ‘Malang’ are you?, saya membiarkan Ms. Inong mengambil jalan sesukanya, jalanan mulai sepi, dari arah RSUD kami terus lurus menuju daerah kecamatan Lowokwaru, memasuki perumahan-perumahan. Jalan mulai terasa sulit, seingat saya daerah ini memang terdapat rumah beberapa teman SMU. Ini menjadi tantangan, karena begitu banyak gang, maka kami mulai ber-labirin ria.


Suasana masih cukup hangat, kami asyik ngobrol selama perjalanan itu. Semakin lama, obrolan horror masih berlanjut, mulai dari pengalaman naik kereta api Manggarai, Jakarta sampai cerita horror lainnya. Masalahnya adalah dari kami bertiga, hanya Ms. Inong yang bisa melihat dunia gaib diluar kehidupan manusia. Sampai di gang kecil terdapat pertigaan di depan. Saya mencoba mengingat kembali jalan disini, -pokoknya kalo dah tembus Jln. Soekarno Hatta, berarti aman-, tapi karena belum sampai situ, dan kami masih terkurung dalam labirin perumahan Lowokwaru, maka pikiran saya makin tak focus dengan cerita-cerita horror Ms. Inong.

 

Kami terhenti karena plang perumahan, sehingga terpaksa harus balik arah. Saat balik arah mengambil arah gang yang berlawanan, tanpa sengaja kami melintasi kuburan yang panjang sekali, entah berapa ratus meter. Suasana begitu gelap dan sepi, hanya ratusan nisan yang berjejer disebelah kanan dan kiri jalan. Tiba-tiba Ms. Inong mempertinggi kecepatan dengan raut wajahnya berubah, dia terdiam, saya semakin tegang, apa sebenarnya yang dia lihat, sementara Ms. Tina tetap bersuara, tegang, dan terus bertanya kenapa jalan kuburan ini begitu panjang, kapan sampai. Saat itu saya menyadari bahwa sekitar ini adalah pemakaman muslim besar yang berada dekat Jln. Sarangan ituuuuu, wahhh biasanya siang-siang lewat situ banyak aja angkot, kok malam bisa seseram iniiiii. Saat mentok di jalan agak lebar dari kuburan saya meminta jalur ke kiri, melewati daerah jalan bunga-bungaan, namun mobil masih ngebut dengan kecepatan amat laju. Kami sangat tegang, karena takut terjadi sesuatu yang uncontrol. Mobil yang kami tumpangi tiba-tiba mogok, kami berhenti dengan muka tegang, rautnya beda-beda, ada yang U, ada yang L dan ada yang S (kayak komik!!).


Untunggggg mogoknya di depan warung tenda, coba kalo dikuburan tadi. Biar malang, harus tetap ada untungnya . Sesekali mobil kami biarkan dingin, setiap 3 menit jalan mobil harus berhenti untuk didinginkan. Sesampai jalan Soekarno Hatta, saya mulai merasa tenang, karena setidaknya lepas dari labirin Lowokwaru itu . Waktu menunjukkan pukul 01.00 pagi, kami berhasil sampai di gang depan rumah. Oh betapa sialnya hari ini. Pukul 03.00 Mobil itu diambil oleh pemiliknya dari Surabaya untuk diganti yang lain. Herannya si jago mogok itu berjalan mulus dari Malang-Surabaya tanpa halangan apapun oleh pemiliknya. Kyakkkkkkkk!!!!


Hari ini adalah hari senin, saatnya Ms. Inong dan Ms. Tina kembali ke Palangkaraya. Siang tadi saya sungguh kelelahan dan tertidur. Sampai beberapa jam terbangun dan membaca sms masuk dari Ms. Inong.


“semalam yang saya liat di cemetary itu: orang banyak (laki2, perempuan, anak, gendut, langsing,dll). In the beginning, mereka gak ngapa2in, Cuma disitu aja. No body staring us, they just do they’re thing. Then, when they’re notice we passed them, they seem not much like it. That’s why I’m driving faster than before when one of them wants to get along with us at the car. But that’s ok, it happened!”


Kyaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkk! Syerem!
SO, i think...IT’S BEEN “HOW UNFORTUNATE (malang) ARE YOU? game”

No comments:

Post a Comment