Friday, August 12, 2011

setia pada perkara kecil

Pernahkan mengesampingkan perkara remeh? Pernah pulakah mengalami perkara besar? Ternyata apa yang disebut perkara besar boleh jadi sebenarnya merupakan kumpulan perkara kecil yang dilakukan dengan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan yang besar.

Seringkali hari-hari yang kita jalani menganggap remeh terhadap perkara-perkara kecil.
Tuhan mengingatkan saya akan setia kepada perkara kecil. Beberapa minggu lalu saya merasakan hari-hari yang berat. Saya merasa pekerjaan menjadi tak ada tantangannya, mungkin anda juga pernah merasakan kebosanan dalam bekerja. Setiap hari itu-itu saja yang kita kerjakan, orang lain melejit cepat keatas dalam kariernya tapi sepertinya kita stuck ditempat, rasanya ingin maju tapi ada saja yang menahan, ibarat berjalan diatas treadmill, berjalan lelah namun tak juga melangkah kedepan.

Kitapun mulai bersungut-sungut, mulai mengeluh, mulai tidak menikmati pekerjaan. Kita mulai sombong dengan pekerjaan yang remeh buat kita. Kita merasa seharusnya saya mengerjakan lebih dari ini, saya mampu mengerjakan dengan level yang lebih tinggi, konsep kita seolah tak ada yang mendengarkan. Tanpa sadar kita angkuh dan menganggap pekerjaan kecil yang kita lakukan bukanlah pekerjaan dan tantangan lagi.
Kemudian saya tersadar bahwa segala sesuatu yang besar pasti dimulai dari yang kecil. Setia pada perkara kecil, milikilah mimpi yang besar! 
 
Setialah pada perkara yang kecil! Saya membaca ilustrasi ini di sebuah website,Alkisah, Daud remaja berlatih melempar ali-ali ke sasaran. Karena meleset terus, ia bosan dan mengeluh kepada Nabi Samuel yang sedang mengisi minyak urapan ke tabung kecil, “Guru, untuk apa aku berlatih hal kecil seperti ini? Bukankah sebagai raja yang diurapi TUHAN, seharusnya aku belajar sesuatu yang besar?”

Mendengar keluhan Daud, Nabi Samuel menantang, “Jikalau engkau bisa mengisi tabung kecil ini dengan minyak urapan tanpa tumpah setetes pun lebih cepat daripadaku, niscaya engkau akan menjadi raja secepat itu.” Daud memandang ringan dan menyetujuinya.

Namun berkali-kali mencoba, Daud tidak bisa mengalahkan Nabi Samuel. Kalau dituang terlalu cepat, minyak urapan itu tumpah. Kalau dituang terlalu lambat, tabung itu lama penuhnya. Lalu Daud pun menyerah dan berkata, “Ternyata ini tidak semudah kelihatannya. Bagaimana Guru bisa melakukannya dengan cepat tanpa tumpah sama sekali?”

Nabi Samuel menjawab, “Jawabannya sama dengan pertanyaan mengapa engkau perlu berlatih perkara kecil terus-menerus. Yaitu supaya pada saat perkara besar itu datang, engkau sudah bisa menanggungnya.” Daud pun semangat berlatih, sampai kelak ia berhasil mengalahkan raksasa Goliat dengan ali-alinya.

Tuhan yang selidiki jauh sampai lubuk hati. Tuhan paling memahami seberapa batas kekuatan kita. Persoalan bisa saja dilihat sebagai bukti bahwa TUHAN tidak baik. Atau, sebagai tanda bahwa TUHAN sedang memberi kesempatan kepada kita untuk melatih diri menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Cara pandangnya ada di mata kita sendiri.

“Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat. 25:23) .

Bertekadlah untuk tetap setia. Walau dalam perkara kecil juga. Sampai Tuhan percayakan tanggung jawab yang besar. Orang gagal dan orang sukses sebetulnya sama-sama setia. Bedanya, orang gagal setia melakukan perkara-perkara remeh, yang tidak penting bagi siapapun, selain memuaskan dirinya sendiri.

Sebaliknya, orang sukses setia melakukan perkara kecil yang bernilai manfaat sebesar mungkin bagi sesama.

Segala sesuatu yang besar pasti dimulai dari yang kecil. Ketika kita memiliki mimpi besar maka kita harus mulai mencapainya dengan melakukan hal-hal dari yang paling kecil yang akan mengarah pada tercapainya tujuan kita. Kalau ingin berhasil dalam hidup ini kita tidak boleh meremehkan hal-hal yang sekecil apapun, kita harus setia pada perkara yang paling kecil sekalipun. 

Lukas 16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

Meskipun ada alasan bagi kita untuk bersungut-sungut, tetaplah berjuang untuk setia mulai hari ini. "Sekecil" apa pun yang kita peroleh dari Tuhan, kerjakanlah dengan serius. Sebab orang yang setia dalam perkara kecil, mereka mendapat tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar. Di dalam perkara kecil, tanggung jawab kita diasah!

Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detil kesempatan dalam hidup kita.

Juga disiarkan pada renungan malam MBK 88.4 Suara Sangkakala FM 11 Agustus 2011





No comments:

Post a Comment