Monday, January 31, 2011

radio

beberapa orang terdekat saya selalu bertanya, "kamu tuh ga pernah capek ya? udah kerja full, sering keluar kota, tapi tetep aja mau siaran sampai tengah malam".

Ya, saya baru saja bergabung dalam sebuah radio swasta yang memang punya misi misionari selama kurang lebih jalan 4 bulan ini. Disini saya menjadi penyiar untuk dua program yaitu request puji-pujian rohani dan renungan malam. Ini bukan sama sekali bertujuan untuk menambah penghasilan, karena kami yang bergabung disini tidak diupah sama sekali. Murni sebuah pelayanan.

mengapa saya melakukan itu? karena saya TERPANGGIL ...
melalui radio lah saya pernah mengalami suatu pembaharuan, suatu evolusi, dan proses yang menyadarkan diri saya dalam kehidupan spiritualitas saya.

Ketika masih duduk di bangku kuliah, saya memang bekerja dibeberapa radio anak muda di Jogja. Tetapi bukan itu yang merubah saya, karena saya bekerja di radio-radio sekuler.

Saya mengalami suatu kejatuhan iman, kesakitan spiritual, berada pada titik bawah.
saya sempat mengalami keterpurukan, ancaman tak mungkin meneruskan kuliah.
saya menderita trauma dan kebencian yang mendalam pada seseorang.
saya pun terlibat dalam pergaulan yang kurang baik dan bebas.

sebenarnya saya tau saya salah. Hanya saya tidak tau SOLUSI apa yang harus saya lakukan.

Saya ke Gereja, tetapi saya tidak mendapat jawaban.
saya menghindar dari pemuda-pemuda aktivis pelayanan.
saya merasa hampa dan kosong
saya menganggap mereka hanya orang-orang yang hanya mau melayani sesama religius saja.
saya anggap mereka hanya saling mendoakan komunitas mereka.
mereka tidak tau muda mudi lain yang berada diluar mereka terpuruk dengan pesta narkoba, minuman keras dan seks bebas.

saya menganggap mereka yang pelayanan di gereja hanya orang-orang yang melayani jiwa-jiwa yang sudah merdeka.


saya mencari-cari dan terus mencari damai sejahtera itu.
tetapi mereka berkata: "berdoa saja! percaya Tuhan bekerja!"

lalu kapan? bagaimana Tuhan menjawab doaku??????? aq bosan dan jenuh!

hingga suatu kali, hanya radio yang sering menemani saya dalam kesendirian di kamar kost. Apapun saya dengar, entar frekuensi apa, tetapi suatu saat saya berhenti di frekuensi tertentu. Contentnya berisi puji-pujian rohani dan kotbah. Saya merasa damai mendengarnya.

Seorang Pendeta berkata: Ampuni dulu Ayahmu sebelum kamu ingin menunggu jawaban Tuhan!" Katanya ketika suara itu berkotbah tentang rasa benci anak pada ayahnya.

saya tersentak. diam. dan tersentil Hingga saat itu, saya terus menerus stay tune di frekuensi tersebut, mendengarkan banyak berita baik mengenai kuasa pengampunan, kasih karunia, kesuksesan, mujizat dan pengharapan.

***

Rasanya masih beberapa tahun lalu, begitu cepat, dan saya sedang menuai hasilnya.

Kinipun, saya tau "MELAYANI" tidak harus di dalam gereja, karena banyak jiwa-jiwa yang menghindari gereja seperti saya dulu. Saya yakin dan percaya banyak jiwa akan dipulihkan dari tangis, amarah, sakit hati, rasa tak percaya diri, dosa dimanapun dia melalui media siar udara.

Saya terberkati sekarang ketika juga menebar berkat untuk orang lain. Saya terharu ketika ada pendengar yang sedang mendekam di penjara yang merasa terberkati, saya terhenyak ketika ada pendengar yang buta setia mendengar radio kami, saya senang bisa menghibur mereka yang jauh dari kota (hutan) tanpa listrik dan menjadikan radio sebagai satu-satunya hiburan, saya mengucap syukur ketika ada pendengar yang baru terpanggil.

Kini saya harus menjawab pertanyaan diatas: Semuanya itu saya lakukan karena saya pernah diposisi orang-orang yang hilang ini!


No comments:

Post a Comment