Tuesday, April 10, 2007

Seberkas cahaya lilin itu………..



Seberkas
cahaya lilin itu………..







Mother
Theresa pernah berkata, jika kamu ingin berdoa dan berbicara padaNya, tenangkan
dulu bathinmu, damaikan pikiranmu, dan mulailah berdoa…




Dari sekian banyak ritual doa-doaku,
hanya sekian persen yang sukses terlakukan dengan hati yang tenang, karena apa?
Karena dari 24 jam waktu yang dihabiskan, terlalu banyak pikiran2 yang
mengguncang jiwa dan bathin, dunia memang terlalu penat, udara yang kita hirup
bercampur dengan partikel-partikel fana yang sarat akan dosa dan nafsu duniawi.
Sehingga untuk berdoa menghadap Ia yang Maha Kudus itu terasa terlalu berat dan
tak layak.







Aku mulai menyalakan sebatang lilin,




Ditengah gelapnya ruang, kucoba mencari
ketenagan bathin itu, mencoba menyegarkan semuanya dari dalam dan dari luar....




Aku mulai menutup mata




Melipat tangan...




Dan mulai menyapaNya..







Aku tak tau harus memulai pembicaraan
ini dari mana, karena biasanya doa-doaku penuh dengan permintaan, hingga
kusadari betapa egoisnya aku. Aku sadari betapa doa-doaku penuh dengan mohon pengampunan,
namun berkali-kali aku menghianatiNya. Aku sadari betapa aku selalu memintaNya
agar orang lain dipulihkan dan disadarkan, padahal aku sendiri yang harus perlu
di pulihkan. Aku sadar betapa aku memaksakan diri meminta ini dan itu, padahal
bukan kehendak kita yang jadi namun kehendakNya yang iya dan amin. Aku sadar
betapa doa-doaku selalu terburu-buru, berharap tidak sabar segera makan sajian
di depanku atau mataku terkantuk dan ingin segera terlelap, padahal Ia ingin
menjawab doaku sebelum aku terburu-buru mengucapkan amin. Aku begitu munafik,
meminta Dia untuk melepas segala ketakutanku dan kekhawatiranku, namun
sehari-hari aku masih merasakannya, lalu apa guna doaku?







Aku tau mulai dari mana doaku...




Sejenak aku membuka mataku kembali,
melihat temaram cahaya lilin dihadapanku,




Terlalu indah, kenapa? Karena ia saja
yang bersinar ditengah kegelapan ...




Meski kecil, sinarnya hanya secercah,
tapi ia bertahan untuk menjadi terang...




Meski sesekali angin menerpanya, ia
tetap bertahan menebar cahayanya, rasanya wajahku begitu hangat.




Ia tidak sombong, karena ia tau ia bukan
siapa-siapa yang bisa menerangi seluruh dunia ini sehebat mentari, ”aku
bersyukur dengan cukup menerangi ruangan ini dan menemani seorang gadis berambut
pendek, bertubuh mungil yang nampak galau sedang bingung ingin berdoa”, katanya
meledek.







Dalam hidup terkadang kita hanya perlu
secercah cahaya saja, untuk menerangi bagian paling penting dalam hidup kita.
Karena percayalah di depan ada Tuhan yang menyiapkan jalan bagi kita. Tidak perlu
kuatir, kalau cahayanya terlalu terang, kamu bisa silau, bahkan akan semakin
bingung jalan mana yang harus kamu pilih.







”Hai lilin yang rendah hati, meski
kecil, malam ini kamu benar-benar memberi ketenangan bathinku”, kataku.







Sejenak aku berdoa dan memuji Dia...




Dalam Tuhan aku bersyukur, dengan lagu
pujian.




Tuhan penyelamatku, dalam Dialah
sukacita; Dalam Dialah sukacita....







Kyrie....Kyrie..eleison




Kyrie....Kyrie..eleison




Tuhan dengarkanlah doaku







Selepas doaku, Tiba-tiba lilin itu
semakin habis, batangnya termakan oleh cahaya lilin itu...




Tuhan, bagaimana ini....




Mengapa ia yang si kecil yang rendah
hati itu mulai musnah




Akankah gelap lagi? Akankah hampa lagi?
Akankah aku meraba-raba lagi




Aku takut...aku takut gelap




Tuhan, bukankan seberkas cahaya itu
sangat berarti bagiku




Supaya aku tetap merasakan ketenangan
bathin itu, dan aku melanjutkan doa-doaku...







”Hai nona”, si kecil lilin itu
menyapaku.




”Cahaya lilin itu sesungguhnya bukan
padaku, seberkas sinar itu ada dalam hatimu, itulah lilin yang kekal, yang bisa
kau bawa kemanapun”, lanjutnya.







”Temukan ketenangan bathin dan pikiran
itu dalam temaram cahaya lilin hatimu, tetaplah menyala, ia tidak akan mati
sepertiku, terus peliharalah hingga orang-orang disekitarmu merasakan
hangatnya, merasakan terangnya dan merasakan damainya”, sahutnya.







Selamat Hari Paskah!!









No comments:

Post a Comment